Entri Populer

Senin, 26 September 2011

Mimpi Dalam Mimpi

Karya : Aini Zahra Amini

Di sebuah desa di atas bukit, tinggallah seorang anak berumur 13 tahun yang bernama Wala. Wala hidup bersama dengan neneknya, orang tuanya sudah meninggal sejak ia berumur 10 tahun. Saat itu Wala dan orang tuanya sedang piknik, saat perjalanan pulang terjadi kecelakaan, dan hanya Wala yang selamat. Wala anak yang baik hati dan periang. Libur musim panas tiba, waktunya Wala liburan. Suatu hari, ia menemukan penutup mata dari gudang belakang rumahnya. “Nenek, penutup mata ini punya nenek bukan?”, tanya Wala pada neneknya, “emm, sepertinya nenek tidak punya barang yang seperti itu cu, kalau begitu untukmu saja.”, Wala pun mengangguk dan menyimpan penutup mata tersebut di kamarnya.
Malamnya, Wala seperti biasa susah tidur karena membayangkan orang tuanya. Wala pun teringat dengan penutup mata yang ia temukan, akhirnya Wala memakainya dan segera tidur. Dalam mimpi, Wala sedang berada di sebuah rumah. Ternyata itu rumahnya sendiri, ia melihat ada neneknya sedang duduk di teras rumahnya. Tiba-tiba, ia melihat ada mobil truk yang sedang berjalan dengan kecepatan yang tinggi, lalu menghantam neneknya sampai meninggal. Wala pun terbangun dengan muka keringatan. Wala meyakini diri sendiri kalau itu hanya mimpi, Wala lalu pergi mandi.
Selesai mandi, Wala melihat neneknya sedang duduk di teras persis seperti yang ada dalam mimpinya, ia juga melihat ada mobil truk yang sedang berjalan dengan kecepatan yang tinggi. Wala pun langsung lari menghampiri neneknya, dan langsung menarik neneknya untuk menyingkir dari tempat duduknya. Dan mobil truk itu akhirnya hanya menabrak kursi tempat neneknya tadi duduk.
“Terima kasih cu, nenek tidak tau kalau tadi ada mobil truk, mengerikan ya?”, Wala hanya terpaku diam, seakan-akan ia tidak tahu apa yang telah ia lakukan tadi, “o...oh, iya nek, mengerikan.”. Malamnya, Wala tidur dan menggunakan lagi penutup mata tersebut, dan ia bermimpi lagi.
Dalam mimpinya, ia sedang bertemu dengan seorang anak yang sebaya dengannya, lalu anak tersebut tersenyum padanya dan ternyata anak tersebut adalah sahabatnya semasa SD. Saat sahabatnya akan menghampirinya, tiba-tiba sahabatnya tersebut tertabrak oleh bus, dan sahabatnya tewas seketika. Wala pun terbangun, “kenapa mimpinya serem mulu ya? Padahal sebelum tidur aku berdoa deh?”, kata Wala yang sedang kebingungan. “Wala! Ayo kemari!”, kata neneknya. Wala pun segera keluar kamar, “ada apa nek?”, tanya Wala pada neneknya.
“Kamu belum mandi? Nenek mau minta bantuanmu, tapi mandi dulu sana!”, kata neneknya yang menyuruh cucunya untuk mandi terlebih dahulu. Selesai mandi, Wala langsung menghampiri neneknya. “Wala, tolong antarkan makanan ini ke rumahnya Bu Juju ya! Soalnya dia udah memesan makanan ini dari kemarin.”, “oh, beres nek. Wala pergi dulu. Assalamualaikum.”, kata Wala, “waalaikumsalam.”.
Di perjalanan, Wala mendengar seperti ada orang yang sedang memenggilnya. Saat menengok, ternyata ada seseorang berambut panjang dikuncir dan berponi, dialah sahabat semasa SD-nya. “Tuti!”, kata Wala gembira. “Hai Wala! Tunggu ya, aku nyebrang dulu.”, saat itu juga Wala jadi teringat dengan mimpinya. Segera, Wala menyuruh Tuti untuk tetap diam di tempat ia berdiri, Tuti pun menurutinya. Ternyata ada bus, dan bus itu pun melaju di depan mata mereka.
“Wala, makasih ya untung ada kamu.”, kata Tuti. “Hah? Makasih buat apa?”, tanya Wala yang kebingungan. “Itu loh yang tadi. Aku mau nyebrang tapi ga liat ada bus, makasih ya.”, “oh. i...iya sama-sama.”, kata Wala. Dalam hatinya “memang tadi aku habis ngapain ya?”. Tuti akhirnya membantu Wala untuk mengantarkan makanan yang tadi dititipkan.
Selesai itu, mereka pergi ke taman dekat danau. Di sana mereka bercerita tentang banyak hal. “Loh koq gitu? Jadi, kamu pasti mimpiin hal yang bakal terjadi kalau kamu pakai penutup mata yang kamu temuin, gitu?”, tanya Tuti pada Wala. “Iya, ngeri deh.”, kata Wala kepada Tuti. “Wah. Ajib dong?”, kata Tuti, “koq ajib sih?”, tanya Wala. “Maksudnya aneh bin ajaib hehehe, udah ya aku pulang dulu. Sampai ketemu lagi.”.
Wala dan Tuti pun pulang ke rumahnya masing-masing. Malam semakin gelap, tapi Wala masih belum tidur. Wala takut kalau ia akan bermimpi lagi. Tapi, akhirnya Wala tertidur juga, namun ia tertidur tanpa menggunakan penutup mata yang ia temukan. Keesokan harinya, saat ia bangun ia merasa pusing dan mual. “Wala, kamu kenapa cu?”, tanya neneknya, “ah engga apa-apa nek, mungkin cuma masuk angin aja.”, jawab Wala.
Akhirnya seharian, Wala hanya berbaring di kasurnya dan bergumam, “aneh ya? Masa aku jadi sakit gara-gara semalam aku ngga pake penutup matanya? Biasanya kan aku ngga pernah begitu?”. Malamnya, Wala menggunakan penutup mata tersebut, dan bermimpi. Ada dua pasang suami isteri, saat Wala mendekat, ia terkejut dan akhirnya terbangun dari mimpinya itu. “Apa bener ya mimpi itu? Ah, tapi masa sih?”, tanya Wala.
Tiba saatnya masuk sekolah lagi, ternyata kedatangan Tuti beberapa hari yang lalu adalah untuk pindah sekolah ke sekolahnya Wala, dan mereka sekarang sekelas dan menjadi teman sebangku. “Hai Wala, maaf ya. Waktu kita ketemu aku lupa bilang kalau aku pindah ke sini, hehehe.”, “iya ga apa-apa, justru aku malah seneng kamu di sini.”, kata Wala. Saat pulang sekolah, Wala pulang bersama Tuti, karena Tuti berencana mau main sebentar ke rumahnya Wala. Sesampainya meraka di rumah Wala, mereka saling curhat.
“Masa aku baru pindah dari Balikpapan, mesti ikut lagi Papa ke Serang coba? Ya udah deh, akhirnya aku putusin buat tinggal selamanya di sini dan akhirnya Mama jadi nemenin aku di sini hehehe, tapi kasian juga sih Papa di Serang jadi sendirian.”, kata Tuti yang dari tadi ngomong terus dan akhirnya memperhatikan temannya Wala.
“Kamu kenapa Wal? Aku ngebosenin ya cerita terus?”, “hah? Ngga, justu aku seneng kamu mau cerita ke aku. Cuma aku lagi kepikiran aja.”, kata Wala. “Mikirin apaan? Mikirin mimpi yang semalam ya? Cie, mimpi apa nih?”, tanya Tuti, Wala hanya tertunduk diam dan akhirnya berbicara. “Aku semalam mimpi ketemu sama orang tuaku.”, kata Wala, “hah? Em, maksud aku kan orang taumu...”, “aku tau, tapi aku takut ini cuma buat aku bahagia ga jelas aja.”, jelas Wala. Mereka terdiam, “mungkin yang satu ini benar cuma bunga tidur doang kali.”, kata Tuti menenangkan Wala, “hmm, aku harap begitu.”.
Keesokan harinya. “Jadi gimana? Mimpi yang waktu itu kamu ceritain, ga kejadian kan?”, tanya Tuti. Wala menggeleng, “aku takut punya benda yang kayak gituan, jadi semalam aku ngga pake lagi dan rencananya mau aku buang nanti.”, “oh, itu sih pilihanmu, tapi apapun keputusanmu aku sih mendukung, asal itu keputusan baik loh.”, kata Tuti.
Saat pulang sekolah, Wala bersama Tuti pergi ke suatu tempat. Mereka pergi ke tempat pembuangan sampah, mereka lalu membuang penutup mata tersebut dan langsung pergi. Di perjalanan pulang, Wala mendengar ada seseorang yang sedang memanggil namanya. Saat menengok, Wala melihat ada sepasang suami isteri yang berjalan mendekatinya. “Ayah? Ibu?”, teriak Wala.
Mereka pun berpelukan, “ayah sama ibu kemana aja? Wala dan nenek mengira ayah dan ibu sudah...”, Wala pun menangis. “Sudah jangan nangis, ibu dan ayah tidak kemana-mana kami kan selalu ada di hatimu.”. Begitu terbangun, Wala sedang berada di kamarnya dan ia menyadari kalau itu semua hanya mimpi. Namun, mimpi tersebut akhirnya benar-benar terjadi, saat ia menyadari penutup mata yang ia temukan menghilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar